.jpg)
Sembayang Datuk biasanya dilakukan para hari Kamis (Malam Jumat) atau Jumat Pagi. Ziarah tersebut umumnya dilakukan di belakang rumah ataupun di tempat tertentu yang memiliki “Rumah” Datuk.
Pasalnya, di rumah sebagian orang, biasanya terdapat rumah kecil yang dianggap sebagai tempat tinggal Datuk. Jadi, di malam Kamis, mereka selalu melakukan ritual ziarah di sana.
Dalam ziarahnya, biasanya mereka mempersembakan sesajen berupa sejumlah jenis bunga yang dibungkus dengan daun pisang serta satu tandan pisang. Bunga yang dibungkus tersebut kemudian dibuka diletakkan di dalam “Rumah Datuk”. Setelah itu, barulah orang tersebut membakar dupa (hio) untuk sembayang Datuk sambil meminta permohonan.
Datuk Keramat Darah Putih yang terletak di Jalan Palang Merah Simpang Jalan Mononsidi Medan, tepatnya di samping kiri Kantor Imingrasi Sumut merupakan salah satu tempat sembayang Datuk yang paling ramai dikunjungi masyarakat setiap hari Kamis.
Datuk Keramat Darah Putih yang menjadi tempat ziarah tersebut diyakini merupakan kuburang dari Datuk Keramat Darah Putih dan istrinya. Karena, di sana terdapat dua buah kuburan dan didepannya terletak sebuah pendopo.
Asap tipis yang berasal dari dupa persembahan masyarakat sekitar tampak menyelimuti dua kuburan Datuk tersebut, yang ukurannya lebih besar dibandingkan ukuran kuburan biasa ketika SINDO berkunjung ke sana.
Kuburan sebelah kanan kabarnya merupakan kuburan sang Datuk dan sisi kiri merupakan kuburan sang istri. Hal tersebut terlihat dari kuburan sebelah kanan yang berdiri sekitar 60 cm ke atas, sedangkan kuburan sebelah kiri hanya berkisar 5 cm ke atas.
“Saya juga tidak tahu bagaimana bentuknya bisa begini. Tetapi, sejak ayah saya belum tinggal disini, memang sudah begini,” ujar A Hwa, warga yang tinggal di belakang datuk tersebut kepada SINDO, Kamis (19/6).
Dia mengatakan, dirinya juga tidak mengetahui bagaimana asal mula adanya kuburan tersebut. Namun, menurut kabar yang diperoleh dirinya, kuburan tersebut sudah berumur lebih dari 200 tahun.
Memang, banyak yang tidak mengetahui bagaimana asal mulanya kuburan tersebut. Informasi tentang kuburan Datuk Keramat Darah Putih sangat minim. Tetapi, mereka meyakini bahwa kuburan tersebut merupakan kuburan keramat yang sudah berumur ratusan tahun.
Kabarnya, setiap hari Kamis, orang-orang selalu datang untuk melakukan ziarah dan persembahan di kuburan Datuk tersebut. Setidaknya, terdapat sekitar 1.000 orang yang datang dari pagi hingga malam hari sekitar pukul 00.00 WIB.
“Paling sedikit ada 1.000 orang yang datang. Mulai dari kalangan etnis Tionghwa, orang Muslim hingga orang India yang berasal dari Medan, Binjai dan sekitarnya,” ujar Tukiran, Penjaga dan pembersih kuburan Datuk Keramat Darah Putih tersebut kepada SINDO.
Meskipun demikian, dia mengatakan bahwa setiap minggunya pengunjung yang datang khusus pada hari Kamis dan Jumat saja. Itu pun pada hari Jumat jumlahnya sangat sedikit. Di hari biasa, kuburan Datuk Keramat Darah Putih sama sekali tidak pernah didatangi masyarakat. Memang, menurut tradisi yang sudah berjaan turun temurun tersebut, waktu untuk berziarah dan melakukan permohonan adalah pada malam Jumat.
Masyarakat yang datang tersebut umumnya meminta agar Datuk tersebut membuka pintu rezeki kepada mereka, meminta agar selalu sehat hingga anggota keluarga yang sakit agar segera sembuh.
Percaya atau tidak, bagi sebagian orang, permintaan mereka terkabulkan. Setelah mereka meminta permohonan kepada Datuk, beberapa saat kemudian apa yang mereka minta menjadi kenyataan.
Oleh sebab itu, hingga saat ini banyak masyarakat yang setiap minggunya rajin berbondong-bondong ke kuburan Datuk Keramat Darah Putih untuk meminta permohonan. Mereka rela antri dalam waktu yang cukup lama hanya untuk mengucapkan permohonan tersebut.
Pasalnya, masyarakat yang hendak mengucapkan permohonan melakukannya di sebuah batu tonjolan di kuburan Datuk Keramat Darah Putih yang dianggap sebagai inti dari Datuk Keramat Darah Putih. Disanalah biasanya permohonan yang diminta akan dikabulkan.
Asien, salah seorang warga yang ditemui SINDO di sana mengakui hal tersebut. Dia mengatakan, setelah melakukan ziarah ke kuburan Datuk Keramat Darah Putih dan memohon agar anaknya yang sedang sakit sembuh, besoknya anaknya langsung sembuh.
“Dua bulan lalu anak saya sakit. Sakitnya sudah seminggu dan tak juga sembuh. Akhirnya pas hari Kamis, saya melakukan ziarah dan berharap agar Datuk Keramat Darah Putih dapat menyembuhkan penyakit anak saya. Terakhir, besoknya dia benar-benar sembuh,” ujarnya.
Dia mengatakan, ritual tersebut memang sudah dilakukan keluarganya turun temurun sejak dari kakeknya. Sembayang dapat dilakukan juga di belakang (lorong belakang) rumah. Tetapi, jika sempat, dirinya juga datang ke kuburan Datuk Keramat Darah Putih untuk melakukan ziarah. (richad yanato)