25 September 2008

Toko Indo Swie Niang - 8 Tahun Melayani Warga Indonesia di Taiwan


DOU LIU (SINDO) Bagi sebagian besar orang yang bekerja di luar negeri, selain rindu dengan keluarga, pasti akan rindu dengan makanan di negara asal. Begitu juga dengan warga Indonesia yang datang ke Taiwan, baik yang menjadi TKI maupun pelajar. Pasalnya, setiap negara pasti memiliki citarasa dan makanan mereka tersendiri.

Bagi orang yang baru pertama sekali ke Taiwan atau yang belum terbiasa dengan masakan di Taiwan, rata-rata masakan tersebut akan terasa hambar dan jauh beda dengan masakan Indonesia.

Bagi warga Indonesia yang rindu dengan masakan di kampung halaman, mereka tidak perlu pulang ke Indonesia. Pasalnya, di Wu Chang Street, Dou Liu City terdapat sebuah toko Indonesia yang dapat menghilangkan rasa rindu mereka.

Toko Indo Swie Niang, merupakan toko yang menyediakan sejumlah barang import, seperti makanan, kosmetik, obat hingga keperluan sehari-hari lainnya. Dimana semua barang tersebut didatangkan langsung dari Indonesia.

Pemilik Toko Indo Swie Niang, Sumiyati juga merupakan warga Indonesia asal Surabaya yang sudah hampir sepuluh tahun lebih tinggal di Taiwan. Dimana toko tersebut mulai dikelolanya sejak tahun 1999.

“Banyak TKI yang bekerja di Kota Dou Liu. Jadi, melihat itu saya kepikiran untuk membuka kios ini,” ujar wanita yang menikah dengan warga Taiwan tersebut kepada SINDO, kemaren.

Dia mengaku bahwa, membuka toko Indonesia di Dou Liu, dia merasa bangga. Pasalnya, dengan adanya toko tersebut dirinya dapat membatu hasrat warga Indonesia yang bekerja di sini unut dapat tetap menikmati produk asli buatan negeri mereka sendiri.

Selain keperluan sehari-hari dan makanan, Toko Indo Swie Niang juga setiap malam hari menyediakan beragam menu masakan Indonesia yang digilir terus. Misalnya nasi soto, sate padang hingga jagung bakar.

Oleh sebab itu, setiap malam toko ini kerap ramai dan dijadikan sebagai tempat berkumpul para TKI di Taiwan. Pasalnya, mereka dapat menikmati langung masakan Indonesia.

Udin, salah satu TKI mengatakan bahwa dirinya sangat senang melihat adanya toko Indonesia di Taiwan. Pasalnya, dengan adanya toko tersebut dirinya dapat membeli beragam makanan seperti mie instan, bedak hingga obat yang biasanya digunakan dirinya di Indonesia.

“Dalam seminggu, saya bisa datang dua hingga tiga kali. Karena, hanya disini saya dapat mencari barang-barang Indonesia,” ujarnya pria yang mengaku telah bekerja selama 1 tahun di Taiwan tersebut.

Disamping makanan, masakan dan perlengkapan sehari-hari, Toko Indo Swie Niang juga menyediakan sebuath mesin karauke yang memutar lagu-lagu Indonesia. Dimana disana terdapat ribuan lagu Indonesia lama dan baru.

“Untuk satu lagu, orang yang nyanyi hanya perlu memasukkan NT 25 (Rp 7500) ke mesin tersebut,” ujar Sumiyati.

Dilanjutkannya, mesin karauke tersebut juga dimaksudkan sebagai sarana untuk para warga Indonesia yang tinggal di Taiwan untuk bernostalgia dengan lagu-lagu Indonesia.

Dirinya berharap, dengan adanya toko tersebut, setidaknya dapat berguna dan bermanfaat bagi para TKI dan pelajar Indonesia yang datang ke Taiwan, khususnya di Provinsi Yun Lin.

Dengan adanya toko tersebut, Sumiyati mengaku bahwa dirinya juga dapat menjadikan tempat tinggalnya di Taiwan tersebut menjadi seperti rumah di Indonesia. Karena semua barang dan keperluan di sana merupakan barang yang didatangkan langung dari kampung halamannya.

Dibandingkan dengan di Indonesia, harga barang di Toko Indo Swie Niang memang juah lebih mahal. Namun, untuk beberapa jenis barang, harganya jauh lebih murah jika dibangikan dengan harga barang sejenis buatan Taiwan.

Namun, apapun ceritanya, Toko Indo Swie Niang telah dapat membuat warga Indonesia yang ingin menggunakan barang Indonesia tetap dapat menikmati dan menggunakan barang buatan negara mereka sendiri. (richad yanato)

Mengintip Pusat Jajanan Malam di Dou Liu City


DOU LIU (SINDO) Lampu-lampu tampak menerangi sepanjang jalan. Membuat suasana Min Sheng Nan Road di Kota Dou Liu, Provinsi Yun Lin, Taiwan tampak hidup di malam hari. Puluhan Billboard papan nama toko yang terpajang pada toko di sepanjang jalan semakin menambah aroma kehidupan di tiap malam.

Min Sheng Nan Road merupakan salah satu pusat jajanan malam terbesar di Kota Dou Liu. Dimana di sepanjang jalan yang panjangnya sekitar 2 kilometer tersebut dipadati dengan sejumlah supermarket dan ratusan kios.

Kios-kios tersebut menjajahkan beragam barang, mulai dari makanan, pakaian, keperluan sehari-hari hingga terdapat sebuah kasino legal yang terletak di tengah jalan.

Oleh sebab itu, masyarakat sekitar lebih sering memilih Min Sheng Nan Road sebagai tempat jalan mereka di malam hari. Pasalnya, mereka tidak perlu report-repot lagi mencari barang. Apa saja yang mereka inginkan, sebagian besar telah terdapat di Min Sheng Nan Road.

Lokasinya yang terletak berdekatan dengan Stasiun Kereta Api Dou Liu membuat jalanan ini terlihat seakan tidak pernah mati dan selalu padat dikunjungi masyarakat yang hilir mudik antar kota dan masyarakat sekitar.

Ling Wei, 34, pemilik toko salah satu kios makanan mengaku bahwa sepanjang Jalan Min Sheng Nan memang kerap dipadati masyarakat, khusunya pada akhir pekan dan liburan.

“Akhir pekan para mahasiswa ataupun pekerja dari dalam maupun luar kota sering datang kemari,” ujarnya kepada SINDO dalam Bahasa Mandarin, kemaren sambil mengatakan bahwa selain mahasiswa, para penguna jasa kereta api juga semakin menambah keramaian.

Hal senada juga dikatakan oleh Wen Lu, 30, penjaga salah satu toko baju. “Biasanya akhir pecan lebih ramai. Tapi, hari biasa juga lumayan ramai seperti sekarang ini,” ujarnya.

Harga Standart

Min Sheng Nan Road merupakan jalan yang paling ramai dibandingkan dengan jalanan lain di Dou Liu. Pasalnya, selain dekat dengan stasiun kereta api, jalanan ini juga berada di inti kota Dou Liu.

Beragam makanan mulai dari nasi, mie, sayuran hingga cemilan tersedia di sini. Disamping itu juga terdapat dua restoran luar negeri, yaitu KFC dan MC Donald. Masyarakat sekitar atau pengujung tinggal memilih makanan apa yang mereka inginkan.

Mengenai harga, di Taiwan masing-masing kota telah memiliki standaranya masing-masing. Oleh sebab itu, para pedagang tidak bias menjual lebih murah atau menekan harga lebih tinggi.

Makanan di Dou Liu tergolong relative murah, dimana untuk sekali makan makanan seperti nasi goreng dan minum teh sekitar, kita perlu merogoh uang sekitar NT 70 – NT 100 (Rp 21.000 – Rp 30.000).

Dibandingkan Indonesia, memang harga makanan di sini tergolong mahal, Namun, hal tersebut sudah menjadi standart bagi masyarakat Taiwan. Pasalnya, perekomian masyarakat Taiwan lebih tinggi dibandingkan dengan di Indonesia. (richad yanato)