18 Juni 2008

Mengintip Dunia Malam Kawula Muda Thionghwa

MEDAN (SINDO) Dewasa ini, kalangan anak muda memiliki dunia tersendirinya. Tiga orang atau lebih membentuk komunitas tersendirinya untuk kumpul bareng dan ngobrol di waktu senggang, baik di kafe, mall ataupun warkop.

Medan merupakan salah satu kota yang memiliki cukup banyak tempat nongkrong di malam hari, misalnya saja di kawasan Rose Garden Jalan Asia Mega Mas Medan, Merdeka Walk Jalan Balai Kota Medan, Jalan Semarang Medan, Jalan Emas Medan serta sejumlah tempat lainnya.

Di malam hari, tempat-tempat tersebut terbuka lebar bagi para pecinta dunia malam untuk menghabiskan sebagian waktunya disana. Baik untuk sekedar refesing, makan malam ataupun menikmati hiburan seperti nyanyia yang disediakan di beberapa tempat.

Anto, misalnya yang ditemui SINDO di kawasan Rose Garden kemaren. Tempat dimana masyarakat Thionghwa dari berbagai kalangan dan usia sering berkumpul. Dia mengakui bahwa dirinya sering kumpul bersama teman-temannya di saat akhir pekan.

“Hari-hari biasa saya dan teman-teman sibuk dengan kegiatan masing-masing. Jadi, hanya di akhir pekan saja kita bisa kumpul bareng,” ujar pria berusia 22 tahun ini didampingi enam orang temannya.

Dia mengatakan, acara kumpul bareng yang sudah dilakukan sejak beberapa tahun belakangan ini dimaksudkan untuk menjaga hubungan persahabatan mereka. Sejak mereka tamat dari bangku sekolah dia mengataku setiap bulan setidaknya terdapat dua kali pertemuan seperti itu.

Pasalnya, biasanya jika masing-masing sudah sibuk dengan pekerjaannya pribadi dan tidak bisa meluangkan waktu untuk komunikasi sesama teman, maka bukan tidak mungkin hubungan pertemanan akan semakin renggang.

Hal serupa juga disampaikan Calvin. Mahasiswa salah satu universitas di Medan ini mengakui bahwa dirinya memang sering kumpul bareng bersama teman-temannya hanya untuk sekedar ngobol saja.

“Dulu ada satu sahabat saja di sekolah. Tetapi setelah tamat dari sekolah, kita sudah jalan masing-masing dan jarang berkomunikasi. Akibatnya, sekarang saya tidak tahu lagi keberadaannya dimana,” ceritanya kepada SINDO.

Dia mengatakan, setelah kehilangan sahabatnya tersebut, dia banyak mengambil hikmah. Dia mengetahui bahwa hubungan pertemanan harus tetap dibina, sesibuk apapun pribadi seseorang. Karena, jika tidak ada komunikasi lagi selama beberapa bulan, setelah jumpa kembali perasaannya akan lain dengan yang dulu.

Oleh sebab itu, dirinya kini sesibuk apapun selalu menyempatkan waktu untuk kumpul bersama teman-temannya di akhir pekan. Disamping itu, kumpul bareng tersebut juga sebagai sarana untuk refresing di akhir pekan karena sudah berinterksi selama satu pekan.

Lain halnya dengan Toni, esekutif muda yang dijumpai SINDO di kawasan Merdeka Walk Jalan Balai Kota, Medan yang duduk bersama istri dan anaknya. Dia mengakui dirinya memang sering nongkrong di kawasan jajanan malam di inti Kota Medan tersebut. Hanya saja kebanyakan untuk keperluan bisnisnya.

“Hari biasa saya disibukkan dengan berbagai pekerjaan. Jadi, khusus untuk akhir pekan biasanya saya habiskan waktu bersama keluarga,” ujar ayah berusia 24 tahun tersebut.

Toni mengakui, di hari kerja dirinya memang sering mengajak rekan kerja untuk nongkrong bersama membicarakan bisnis. Pasalnya, dengan ngobrol bersama rekan kerja dirinya dapat mengakabkan diri dengan mereka. (richad yanato)

Tidak ada komentar: