18 Juni 2008

Trend Makanan Vegetarian Menjamur

MEDAN (SINDO) Makanan vegatarian (sayuran) kini tampaknya semakin diminati oleh masyarakat Medan. Makanan nabati yang sama sekali tidak tersentuh oleh usur masakan hewani tersebut kini semakin diburu oleh semua kalangan masyarakat, mulai dari kawula muda hingga orang tua.

Hal tersebut dilihat dari semakin menjamurnya restoran-restoran vegeratian baru di Medan sejak beberapa tahun belakangan ini. Kini di sejumlah jalan besar maupun kecil seperti di Jalan Sumatera Medan, Jalan Wahidin, Jalan Asia serta Jalan Prof HM Yamin Medan dapat dijumpai restoran tersebut.

RM Vegeratian Nie Nie yang terletak di Jalan Prof HM Yamin Medan misalnya. RM tersebut tampak ramai dipadari pengunjung ketika SINDO berkunjung ke tempatnya, Sabtu (7/6).

Pemilik RM Vegetarian Nie Nie Yenny Siswanto mengakui bahwa rumah makan yang dikelolanya tersebut memang sejak dua tahun belakangan ini kerap diramaikan pengunjung. Setiap jam makan siang dan malam, rumah makan miliknya pasti dipenuhi pengunjung.

“Setiap tanggal satu dan lima belas kalender lunar, banyak pengujung yang terpaksa membeli pulang karena tidak ada tempat duduk,” ujarnya kepada SINDO.

Dia mengatakan, dua tahun belakangan ini memang minat masyarakat terhadap makanan vegetarian meningkat tajam. Rumah makan dia yang biasanya hanya ramai para tanggal 1 (che it) dan 15 (cap go) kalender lunar, kini setiap hari dipenuhi pembeli.

Menurutnya, hal tersebut mungkin dikarenakan masakan vegetarian lebih sehat dibandingkan dengan masakan yang mengandung unsur hewani. Pasalnya, masakan vegetarian tidak mengandung lemak dapat menyebabkan penyakit kolestrol dan lainnya.

“Disamping itu juga, semua tipe yang pengunjung inginkan dari masakan hewani dapat diperoleh juga di masakan vegetarian. Hanya saja memang bahan dasar pembuatnya sayuran dan tepung,” ujarnya.

Hal tersebut memang benar. Masakan yang dijual di RM Vegetarian Nie Nie terdiri dari nasi padang, ayam goreng, udang, ikan, sate serta beragam masakan menyerupai masakan hewani. Hanya saja, semuanya bahan dasaranya merupakan tepung terigu dan sayur-sayuran yang disulap bentuknya menjadi masakan tersebut.

Yenny menjelaskan, bahan utama dari masakan-masakan vegetarian tersebut adalah tepung terigu, sayur-sayuran serta jamur yang kemudian ditambah dengan sedikit bumbu vegetarian untuk menambah rasanya.

Jimmy, salah seorang pengunjung kepada SINDO mengatakan bahwa dirinya sejak satu tahun lalu memang sudah makan masakan vegetarian selama hari. Dulunya dirinya memang belajar dari dua hari dalam satu bulan ditambah dengan hari-hari besar agama Buddha lainnya.

“Dari belajar makan selama setengah tahun, tak tahu mengapa otomatis saya menjadi makan vegetarian setiap hari,” ujarnya.

Dia mengatakan, tujuannya makan vegetarian selain karena ajaran Buddha yang dianjurkan untuk melindungi dan tidak membunuh hewan dengan cara makan masakab vegetarian, masakan vegeratian juga dapat membuat penyakit kolestrol yang dialaminya kini hilang.

Hal senada juga dikatakan oleh Asnak. Dia mengakui sejak menjadi seorang vegetarian dua setengah tahun lalu, dirinya merasa lebih sehat dan emosinya dapat lebih dikontrol.

“Disamping itu, kulit saya juga terasa lebih halus dan bersih dengan hal tersebut,” ujarnya.

Dia mengakui, awalnya memang dirinya tidak mempercayai hal tersebut yang disampaikan teman-temannya. Tetapi setelah mencobanya sendiri, dia merasakan perubahan pada dirinya.

Mengenai harga, rata-rata para rumah makan menjual nasi sayur dengan harga Rp 5.000 hingga Rp 8.000. Sedangkan untuk sate, daging dan lainnya berfariasi antara Rp 2.000 hingga Rp 6.000 per potongnya. (richad yanato)

Tidak ada komentar: